Halaman

Selasa, 16 Desember 2014

Pieter Huistra: "Lebih banyak lampu, lebih banyak waktu latihan!"

Pieter Huistra menyempatkan waktu untuk membahas pengembangan pemain muda Indonesia saat mengisi materi dalam diskusi "Sudah Kerja Apa Saja PSSI ?" yang digelar di ruangan konferensi media Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Senin (15/12) Sore. Direktur teknik PSSI bidang pengembangan pemain ini mencurahkan pandangannya setelah tiga minggu mengamati pembinaan pemain usia dini di Indonesia.

"Sudah jelas bagi saya bahwa negeri ini memiliki potensi, gairah, dan antusiasme yang besar terhadap sepak bola. Saya telah dan akan terus mempelajari kehidupan sepak bola disini ke depannya." tuturnya. Setelah melihat berbagai aspek pembinaan usia muda, ia langsung menyoroti fasilitas latihan yang menurutnya cukup memprihatinkan. "Beberapa lapangan sangat tidak layak digunakan untuk berlatih, bahkan lapangan tertentu harus disewa dengan harga mahal" ucap mantan manajer Gronigen ini.

Baginya, para pemain di usia dini wajib mendapatkan fasilitas layak, perhatian, dan kesempatan bermain yang cukup. "Bersenang-senang, menikmati permainan, dalam fasilitas yang memadai adalah ruang bagi anak-anak ini untuk berkembang. Bukan soal pembangunan fasilitas mahal dan terkesan mewah, tapi cukup berikan rumput dengan kontur bagus serta banyak lampu penerangan agar latihan bisa diselenggarakan di waktu malam dengan suhu yang bersahabat bagi mereka(pemain)." jelas Huistra

Dalam acara yang sama, pengurus klub dan sekolah sepakbola Villa 2000, Ganesha Putra, juga mendukung pernyataan Huistra dalam presentasi yang ia sampaikan. "Pembangunan masih mendahulukan stadion sebagai sarana sepakbola, bukan lapangan latihan. Amat disayangkan apabila kurangnya fasilitas berlatih untuk kompetisi justru mengurangi kualitas kompetisi itu sendiri" ucap Putra.  Ia menuturkan pula bagaimana potensi sekolah sepkbola di berbagai daerah akan berlangsung baik, dengan pola pembinaan yang berlanjut dan terorganisir dengan baik.

Kedua sosok ini tampak pula sudah berpandangan sama mengenai pembinaan pemain di akar rumput. "(Mr) Ganesha dan saya sudah pernah mengobrol sebelumnya, dan dalam presentasinya sudah ada pandangan seperti pelatih lain di Eropa mengenai pembinaan pemain belia" puji Huistra di penghujung sesi diskusi. 

Qatar Batal Berujicoba dengan Indonesia

Sekretaris Jendral PSSI, Joko Driyono menjelaskan hal tersebut saat ditemui pada Senin (15/12) sore, di komplek Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.mengatakan rencana ujicoba tim nasional U-23 melawan Qatar yang sempat diapungkan pelatih Aji Santoso dipastikan batal. Joko mengkonfirmasi alasan pembatalan ujicoba karena adanya miskomunikasi antar federasi terkait ujicoba tersebut.

Qatar sempat memilih Indonesia sebagai lawan tanding menghadapi Piala Asia di Australia awal tahun 2015 mendatang. Di sisi lain, pelatih Aji Santoso menargetkan uji tanding melawan Qatar sebagai salah satu ajang persiapan kualifikasi U-23 Piala Asia di bulan Maret. Joko melanjutkan, pertimbangan menurunkan para pemain muda dalam masa pelatihan untuk melawan tim terbaik yang akan turun dalam kejuaraan sekelas Piala Asia akan cukup membebani mental para pemain."Kami dan federasi Qatar kemungkinan akan menjadawalkan ulang pertandingan  di lain kesempatan" tutur Joko

Selandia Baru dipilih Qatar untuk menggantikan Indonesia sebagai lawan uji tanding, dan telah terjadwal dalam laman FIFA sebagai pertandingan resmi pada (5/1) di Canberra. Indonesia sendiri, menurut Joko, kemungkinan akan mendapatkan Syria sebagai lawan uji tanding. "Kami telah memperoleh kesediaan mereka untuk datang, dan berujicoba, soal jadwal belum dapat dipastikan." kata Joko

Evaluasi timnas kelompok Umur dilakukan Minggu ini

Dalam waktu dekat, PSSI juga akan melakukan evaluasi persiapan timnas di berbagai level umur. rencananya pertemuan bersama diantara staf pelatih timnas, BTN, juga melibatkan direktur teknik pengembangan pemain muda, Pieter Huistra. "(Pertemuan tersebut)akan diadakan minggu ini, mengambil waktu sebelum Huistra kembali ke negerinya dalam rangka libur natal tanggal 22 Desember mendatang" ujar Joko. Pertemuan akan digelar di Sawangan setelah gelaran kursus kepelatihan lisensi B AFC usai.

Kamis, 11 Desember 2014

5 Fan Malaysia Menyerahkan Diri

Kasus penyerangan fan Malaysia saat semifinal pertama AFF Suzuki Cup 2014 akhir pekan lalu masih terus didalami Kepolisian Diraja Malaysia. Dalam perkembangan terakhir, lima diantara belasan suporter yang diduga terlibat dalam keributan menyerahkan diri ke pihak berwajib pada Kamis (11/12). Salah satu juru bicara kepolisian Datuk Mohd Adnan Abdullah, menyampaikan kelima orang tersebut telah dilepaskan dengan jaminan, setelah memberikan keterangan terkait penyelidikan kasus yang mengakibatkan korban luka di kubu fan Vietnam tersebut. "Masih ada sepuluh orang lagi yang kami harapkan kerjasama dan keterangannya, jika tidak maka kami akan menjemput paksa mereka" tegas Adnan Abdullah kepada laman berita New Strait Times.

Semifinal AFF Digelar,Polisi Vietnam Bersiap

Ketegangan menjelang semifinal leg kedua antara Vietnam menghadapi Malaysia amat terasa. Sejumlah pihak mengkhawatirkan keamanan fan Malaysia yang akan mendukung langsung tim Harimau Malaya bertanding di My Dinh Stadium, Hanoi Kamis (11/12) malam waktu setempat. Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaludin mengutarakan harapan dan bantuan pemerintah Vietnam dalam menjamin hal tersebut. "Kami mengupayakan jaminan keamanan bagi tim dan ofisial Malaysia dalam menjalankan pertandingan, dan adanya perhatian serius aparat berwenang Vietnam menanggapi ancaman terhadap fan kami" kata Jamaludin seperti dikutip New Straits Times. Pihak tuan rumah rupanya tak tinggal diam dan telah menyiapkan pengamanan, baik di dalam dan luar Stadion. Menurut laman VietnamNet pada Kamis (11/12) siang, pejabat kepolisian telah menugaskan petugasnya untuk bersiaga menghadapi pertandingan penting ini. Salah satu pejabat kepolisian bahkan menuturkan akan ada sejumlah petugas berpakaian preman yang berada di tengah penonton untuk mencegah adanya intimidasi dan hasutan untuk memulai kerusuhan balasan.

Kamis, 04 Desember 2014

Jenderal Gerrard, dan Dua Kolonel: Lucas dan Kolo

Munculnya Steven Gerrard sebagai penentu kemenangan Liverpool di kandang Leicester City, Rabu (3/12) dini hari, tidak bisa lepas dari berubahnya posisi permainan sang kapten di lini tengah. Berpadu dengan Jordan Henderson dan Lucas Leiva, Gerrard menempati posisi lebih ke depan hampr di sepanjang pertandingan. Maka tak ayal ia nampak nyaman dan mampu mencetak gol melalui pergerakan menusuknya di konak penalti lawan. Tiga orang ini menciptakan kembali penampilan lini tengah seperti musim lalu.  

Lucas tampil cukup menonjol di tengah, menyediakan intersep dan bantuan bagi lini belakang walaupun tak kuasa menahan skema serangan balik Leicester di pertengahan babak pertama. Ia membuat Gerrard bermain tanpa beban, karena tak lagi repot harus turun membantu menjaga lini pertahanan. Di lini belakang juga hadir seorang Kolo Toure, yang bersama Martin Skrtel cukup sigap mengawal Simon Mignolet yang mengalami penurunan performa. 

Dua sosok "senior" di tim asuhan Brendan Rodgers tadi menunjukkan kesiapan mereka apabila diberi kesempatan untuk tampil dari awal. Dua kemenangan berhasil ditorehkan The reds semenjak akhir pekan lalu, lawan berikut akan hadir di kandang sendiri Sabtu (6/12). Gerrard dkk. akan menghadapi Sunderland yang baru saja dihajar Manchester City 1-4 di kandang sendiri.

Selasa, 02 Desember 2014

Seminggu Lalu, Tetiba Pengen Curhat

Ini Selasa, seminggu udah (sok-sokan)magang di media, masih nggak punya nyali mau nyari berita sendiri, apalagi berbincang panjang lebar bareng penulis yang beritanya dibaca tiap sebelum berangkat kuliah. Aneh emang, untuk mengerti sekarang seonggok mahasiswa tua komunikasi UGM berkeliaran nggak tentu tujuan di ruang redaksi tabloid olahraga besar yang belum tentu macem begimana nasibnya dekade mendatang. Di sela magang, berjalan nyari berita di jakarta juga agak repot jadinya ketika nggak punya kendaraan sendiri. Isone nulis metode nge-wire alias bergerilya mencari berita browsingan atau limpahan info dari reporter lain.

Ya selain itu, namanya lelaki bujangan terdampar di ranah rimba, insting juga mengarahkan mata tiap liat mbak2 pekerja sesama penumpang angkutan umum. Gambarannya, mata sama otak punya jejaring penilaian seperti yang kita lihat di permula cerita film The Social Network, “oh yang itu lucu” “ih makeupnya tebel” . Semua ada rumusnya, tapi ya apa mau dikata, saya masih sarjana, magang pun  tak jelas juga mau bertujuan apa. Jakarta Emang Jahat.