Halaman

Minggu, 31 Mei 2015

Chen Long dan Marin Bawa Pulang Gelar dari Sydney

Sydney (31/5) - Hari terakhir kejuaraan bulutangkis Australia Terbuka Super Series, yang berlangsung di Sydney Olympic Park Sports Centre, masih menyuguhkan pertandingan seru di babak final. Dimulai dari nomor ganda campuran, pasangan asal Hongkong Reginald Lee Cun Hei/ Chau Hoi Wah mengakhiri turnamen dengan hasil manis. 

Mereka mampu meraih gelar juara usai menaklukkan lawan mereka asal Tiongkok, yang juga unggulan keempat turnamen, Liu Cheng/ Bao Yixin. Lewat pertarungan tiga set, pasangan Lee/Chau sempat kehilangan set kedua sebelum akhirnya menang 21-19, 19-21, dan 21-15. Pasangan yang tidak diunggulkan ini, meraih gelar dalam penampilan final pertama mereka sepanjang turnamen Super Series tahun ini.

Dalam pertandingan final nomor ganda putri, saling berhadapan dua wakil asal Tiongkok. Melalui pertandingan tiga set, pasangan Ma Jin/Tang Yuanting menang atas kompatriot mereka Tan Jinhua/Tian Qing 21-19, 16-21, 22-20. Bagi pasangan Ma Jin/Tang Yuanting ini adalah gelar kedua mereka dalam kurun waktu dua bulan terakhir, setelah sebelumnya menang di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2015. 

Chen Long Terlalu Tangguh

Pada partai final gelaran Australia Terbuka Super Series tahun lalu, pebulutangkis Spanyol, Carolina Marin dikalahkan oleh lawannya asal India, Saina Nehwal. Tahun ini ia kembali tampil di partai puncak menantang mantan pebulutangkis wanita nomor satu dunia, Wang Shixian. Dalam pertandingan yang berlangsung selama hampir satu jam, Marin menang dua set langsung atas Wang Shixian 22-20, 21-18. Ini adalah kemenangan pertama Marin dalam tiga kali pertemuan sepanjang karirnya menghadapi pebulutangkis Tiongkok tersebut. 

Sementara, pebulutangkis putra nomor satu dunia saat ini, Chen Long, menghentikan kiprah sensasional Viktor Axelsen. Chen Long yang sebelumnya selalu  unggul atas Axelsen dalam tiga pertemuan terakhir, mampu unggul dalam tiga set 21-12, 14-21, 21-18. Ini adalah gelar Super Series ketiga bagi Chen Long setelah sebelumnya menang di ajang All England dan Malaysia Terbuka.

Menutup gelaran puncak, tampil partai final antara pasangan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Song(Korea Selatan) melawan Liu Cheng/Lu Kai(Tiongkok). Dalam pertandingan dua set, pasangan Lee/Yoo menang atas Liu/Lu 21-16, 21-17. Bagi pasangan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Song, kemenangan ini membuat mereka mampu mempertahankan gelar Australia Terbuka yang mereka raih tahun lalu. 

Sabtu, 30 Mei 2015

Indonesia Tanpa Wakil, Axelsen Tantang Chen Long

Sydney (30/5) - Pasangan ganda campuran asal Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal melaju ke final Australia Terbuka Super Series 2015. Mereka harus mengakui keunggulan sang lawan, pasangan asal Hongkong, Reginald Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah dengan skor 8-21, 21-9, 15-21. Maka habis sudah wakil Indonesia pada turnamen yang berlangsung di Sydney Olympic Park tersebut. Sementara bagi pasangan lawan, kemenangan ini membawa mereka bertemu wakil Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin di partai final. Hasil ini juga seolah menjadi balas dendam Lee/Chau setelah kalah dari Tontowi/Liliyana di final Kejuaraan Bulutangkis Asia akhir bulan lalu.

Sementara, Pebulutangkis asal Denmark yang tampil di nomor tunggal putra, melanjutkan kiprah sensasionalnya dengan melaju ke final. Axelsen mengalahkan rekan senegaranya, Jan o Jorgensen dengan skor 21-17, 21-15, untuk melaju ke final. Ia sudah ditunggu Chen Long, pebulutangkis asal Tiongkok lain yang saat ini menempati peringkat satu dunia. Sebelumnya di babak awal, ia sudah membuat kejutan dengan mengalahkan mantan pebulutangkis nomor satu dunia asal Tiongkok, Lin Dan, yang juga juara bertahan tunggal putra Australia Terbuka Super Series tahun lalu.


Jumat, 29 Mei 2015

Unggul Cepat, Owi/Butet Menuju Semifinal

Sydney, (29/5) - Pasangan ganda campuran asal Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir hanya membutuhkan waktu 28 menit untuk melaju ke semifinal Australia Terbuka SuperSeries. Dalam laga perempatfinal melawan pasangan asal Inggris, Gabrielle Adcock/Chris Adcock, unggulan kedua turnamen ini menang mudah 21-9, 21-12. 

Selanjutnya dalam babak semifinal yang akan digelar Sabtu (30/5) waktu setempat di Sydney Olympic Park, mereka akan bertemu pasangan asal Hongkong, Reginald Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah. Pertemuan terakhir diantara kedua pasangan terjadi di Kejuaraan Bulutangkis Asia, pada akhir April. Saat itu, Owi/Butet menang atas Lee/Chau, 21-16, 21-15. 

Sementara di nomor ganda putri, pasangan asal Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari gagal melanjutkan tren penampilan positif mereka di turnamen ini. Unggulan keempat turnamen ini, dihentikan oleh pasangan asal Tiongkok, Tang Jinhua/Tian Qing, 21-18, 21-16.

Kamis, 28 Mei 2015

Indonesia Sisakan Dua Wakil di Perempatfinal

Berkat kemenangan atas pasangan asal India, Jwalla Gutta/Ashwini Ponnappa, ganda putri asal Indonesia Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari melaju ke babak perempat final Australia Terbuka Super Series. Pada babak kedua yang digelar di Sydney Olympic Park, Kamis (28/5), Greysia/Nitya memenangkan pertandingan dua set langsung atas Gutta/Ponnappa, 21-14, 21-10. Selanjutnya mereka akan menantang pasangan Tang Jinhua/Tian Qing asal tiongkok di perempatfinal.

Satu pasangan asal Indonesia lain yang berhasil lolos menuju babak perempatfinal adalah ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Mereka melaju ke babak selanjutnya setelah menundukkan pasangan asal Jepang, Keigo Sonoda/Naoko Fukuman, 18-21, 21-17, 21-11. Owi/Butet sudah ditunggu oleh pasangan asal Inggris, Chris/Gabrielle Adcock di babak perempat final yang berlangsung Jumat (29/5).


Rabu, 27 Mei 2015

Ganda Indonesia Tumbang, Ganda Indonesia Melaju

Dalam turnamen bulutangkis Australia Terbuka Super Series 2015, yang berlangsung di Sydney Olympic Park, sejumlah pencapaian dicapai oleh pebulutangkis asal Indonesia. Pada babak pertama, Rabu (27/5) waktu setempat, dua pasangan ganda putra Indonesia mencatatkan hasil yang bertolak belakang.

Pasangan unggulan turnamen, dan juga andalan Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan ditundukkan pasangan Shin Baek Choel/Ko Sung Hyun asal Korea Selatan. Dalam pertandingan yang berlangsung selama 33 menit, Ahsan/Hendra harus mengakui keunggulan Shin/Ko melalui dua set langsung 21-19, 21-15.

Sementara pasangan ganda putra lain, Wahyu Nayaka Arya/Ade Yusuf mampu mengalahkan pasangan Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding. Kemenangan diraih pasangan Wahyu/Ade dalam dua set langsung 22-20, 21-19. Pasangan ini akan bertemu unggulan turnamen, sekaligus ranking satu dunia, Lee Young Dae/Yoo Yeon Song asal Korea Selatan.

Selain Wahyu/Ade, Indonesia masih menyisakan satu wakil di nomor ganda putra pada babk kedua Australia Terbuka yang berlangsung Kamis (28/5) waktu setempat. Markis Kido/Agripinna Rahmanto Putra akan menantang unggulan ketujuh turnamen asal Tiongkok, Zhang Nan/Fu Haifeng. Sebelumnya mereka mengalahkan pasangan asal Amerika Serikat, Phillip Chew/Sattawat Pongnairat di babak pertama dengan skor 21-13, 21-15.

Selasa, 26 Mei 2015

Dulu 7 Sekarang 9

"7"  membuat kami beranjak dari tempat duduk setiap kali menerima bola

"7"  kami bela ketika tak seorangpun mengerti apa yang sebenarnya ia ucapkan di lapangan

"7"  membuat hampir semua dari kami seakan tak pernah cukup mendengungkan nada pujian

"7"  memberikan kami banyak harapan dan percaya keajaiban telah datang

"7"  bisa saja melegenda dan selamanya bersama kami, namun negara api menyerang.


Kini, ia bernomor 9.

Berada di negeri yang ia sepenuhnya cintai.

Bersepakbola bersama sembilan rekan dan seorang penghuni planet lain.

Bisa saja meraih tiga piala dalam semusim

Barcelona.


Ya dulu sekali, ia bernomor 7, idola kami.


Credit Photo: GERMÁN PARGA-FCB

Senin, 25 Mei 2015

hari keenam

Seharian terkapar, merebahkan diri tanpa mampu berpikir jernih. Mungkin ada amphetamine dalam obat flu ini sehingga saya begini. Melewatkan hari ini berarti lagi-lagi tak memulai apapun yang sudah terencana sejak jauh hari. Jauh sudah harapan bahwa pintu menuju dunia nyata akan hadir dalam waktu dekat. Suram.



Minggu, 24 Mei 2015

Oh well!








            "I'm 150 percent sure I'll be here next season"
                                                                        -Brendan Rodgers




 Om Brendan mungkin tidak akan menyangka akan teringgal 5 gol dari Stoke City di babak pertama. #YNWA
 


Sabtu, 23 Mei 2015

Diuntungkan Kesalahan Morishige, Grampus Menang

Pekan ke-13 Meiji Yasuda J1 League, alias liga utama Jepang mempertemukan dua tim terluka. FC Tokyo memiliki beban untuk memulihkan diri usai mengalami kekalahan 1-4 dari Urawa Reds. Sementara bagi Nagoya Grampus, gagal mencetak gol serta mengalami kekalahan sebanyak 3 kali beruntun di liga, jelas bukan modal bagus saat bertandang ke Ajinomoto Stadium. Tuan rumah sendiri tidak dalam kondisi terbaik, Michele Canini pilar lini belakang mereka harus absen akibat akumulasi kartu.

Mengawali pertandingan, FC Tokyo berinisiatif untuk unggul terlebih dahulu di babak pertama. Dengan melakukan tekanan dengan garis pertahanan tinggi dan bermain secara agresif, tuan rumah berhasil memperoleh sejumlah kesempatan. Kosuke Ota dan Yoshinori Muto berulang kali menjadi poros serangan FC Tokyo melalui sisi kanan pertahanan Nagoya Grampus. Takuji Yonemoto mendapatkan peluang saat salah satu bola hasil umpan silang Ota menemui kepalanya, sayang bola hasil sundulan Yonemoto masih belum menemui sasaran. Masato Morishige, kapten tuan rumah, juga memperoleh peluang yang hampir sama namun berhasil dimentahkan penjaga gawang Seigo Narazaki, penjaga gawang Grampus.

Mengandalkan Serangan Balik

Keadaan imbang tanpa gol di babak pertama, memaksa FC Tokyo langsung menancap gas begitu memulai babak kedua. Seusai membawa bola melewati hadangan lini belakang Grampus, Muto melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang berhasil dimentahkan Narazaki. Kubu lawan bukan berart tak melakukan perlawanan. Diuntungkan agresivitas lini sayap tuan rumah, Grampus berkali-kali memperoleh kesempatan melakukan serangan balik. Milivoje Novakovic memperoleh peluang emas di depan gawang tuan rumah, namun sentuhan kepalanya gagal menemui bola yang datang dari umpan lambung lini tengah Grampus.

Tak lama setelah peluang yang diperoleh Novakovic, terjadilah situasi yang merubah situasi pertandingan. Tomoya Koyamatsu berhasil menembus sisi kiri pertahanan FC Tokyo melalui situasi serangan balik. Ia melepaskan bola ke kotak penalti lawan. Bola memang tak menemui pemain Grampus, namun naas bagi Morishige antisipasinya terhadap bola hasil sepakan Koyamatsu berubah arah menuju gawang sendiri. Memasuki menit ke-75 Grampus pun unggul atas FC Tokyo, 1-0.

Kekalahan Ketiga Beruntun

Pasukan tuan rumah segera terlecut untuk menyamakan kedudukan, meningkatnya tempo pertandingan membuat sejumlah pemain melakukan pelanggaran keras. Pemain pengganti Nagoya Grampus, Ryota Isamura bahkan harus meninggalkan lapangan pertandingan akibat menerima dua kartu kuning dalam selang waktu 5 menit. Dua peluang emas diperoleh FC Tokyo melalui tendangan bebas Ota, serta bola mendatar sepakan Hirotaka Mita yang gagal disambar Yohei Hayashi di depan gawang Grampus. Akibatnya, FC Tokyo gagal menyamakan kedudukan hingga akhir pertandingan

Kekalahan ini merupakan yang kempat di liga bagi FC Tokyo, dan ketiga kalinya secara beruntun. Sementara bagi tim lawan, mereka menorehkan catatan kemenangan pertama setelah tiga minggu kalah beruntun. Kemenangan ini mendongkrak posisi tim asuhan Akira Nishino di klasemen sementara J1 League. Mereka berada di posisi 9, sementara FC Tokyo harus rela turun di peringkat kelima.


FC Tokyo: 0
1.Shuichi GONDA; 2.Yohei TOKUNAGA, 3.Masato MORISHIGE, 29.Kazunori YOSHIMOTO, 6.Kosuke OTA; 4.Hideto TAKAHASI, 7 Takuji YONEMOTO, 10.Yohei Kajiyama (23.Yohei HAYASHI/82'); 14.Yoshinori MUTO, 17.Hiroki KAWANO (8.Hirotaka MITA/73'), 20.Ryoichi MAEDA (15. Nououi LASSAD/85');

Nagoya Grampus: 1 (Morishige .og 73')
1. Seigo NARAZAKI; 19.Kisho YANO, 2.Akira TAKEUCHI, 4.Marcos Tulio TANAKA, 6.Yuki HONDA; 22.Tomoya KOYAMATSU (17.Riki MATSUDA/89'), 8.DANILSON (13.Ryota ISOMURA/59'), 20. Asahi YADA, 10. Yoshizumi OGAWA (32.Kengo KAWAMATA/46'); 11.Kensuke NAGAI, 18. Milivoje NOVAKOVIC;

Ajinomoto Stadium (Attendance: 23,460)

Jumat, 22 Mei 2015

Sekilas Pasukan Cipayung di SEA Games 2015


Indonesia sudah meraih hasil terbaik dengan mencapai babak semifinal Piala Sudirman yang digelar di Dongguan Sports Complex, Tiongkok pada tanggal 11-17 Mei lalu. Kemenangan dengan skor 3-2 saat melawan Inggris dan Denmark di fase grup justru mencerminkan sesungguhnya bagaimana tim ini sangat bergantung kepada sektor Ganda, yang sebenarnya juga kehilangan poin dari masing-masing pertandingan. Menghadapi SEA Games 2015 di Singapura, Indonesia mengalami handicap bahkan sebelum perhelatan olahraga regional tersebut dimulai. Peraih medali emas tunggal putri di Myanmar 2013, Bellaetrix Manuputty harus menepi dari tim karena cedera lutut saat berjuang di semifinal piala Sudirman melawan tim tuan rumah. Selain itu, jadwal SEA Games sangat mepet dengan kejuaraan BCA Indonesia Terbuka yang condong dipilih para pebulutangkis papan atas.

Komposisi tim pun berubah, seperti rilis resmi dari Persatuan Bulutangkis Indonesia(PBSI) tidak ada pemain yang benar-benar berstatus senior dalam tim. Dengan absennya Bella, di tim saat ini tersisa pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, dan Debby Susanto(kali ini berpasangan dengan Praveen Jordan di sektor ganda campuran) sebagai peraih medali di ajang SEA Games Myanmar dua tahun lalu. Angga dan Debby meraih medali emas, sementara Ricky meraih medali perak, masing-masing tampil dengan pasangan baru di SEA Games mendatang. 

Target tujuh medali, dengan dua emas di nomor ganda putra dan ganda campuran, mungkin terkesan realistis. Namun, mengingat Cipayung Gank akan turun dengan tim "lapis kedua", secara objektif untuk mengejar sekeping medali(perunggu) pun halangannya cukup berat. Ingat, Malaysia dan Thailand saja masih sulit dikalahkan secara beregu maupun di nomor tunggal ketika Indonesia turun dengan kekuatan penuh. Kita juga tak bisa secara matematis membuang peluang milik Singapura dan Vietnam yang terkadang memberikan perlawanan kuat. Maka berikut adalah gambaran dari kekuatan pemain yang akan mewakili Indonesia di sejumlah nomor


  • Jonathan Cristie 

Baru berusia 17 tahun, bersinar semenjak level junior, dan sudah mengenyam pengalaman turun di kejuaraan beregu di piala Sudirman (menyumbangkan poin saat perempatfinal, dan memiliki kesempatan melawan Chen Long saat semifinal) membuat Jojo menjadi harapan Indonesia di sektor beregu putra dan tunggal perseorangan putra. Dalam nomor perseorangan yang sama akan turun Lee Chong Wei(Malaysia, mantan pebulutangkis nomor satu dunia), serta Tanongsak Saensomboonsuk(Thailand, juara bertahan tunggal putra SEA Games). Di nomor ini, Indonesia juga memiliki Firman Abdul Kholik, pebulutangkis kidal yang juga baru berusia 17 tahun.

  • Angga Pratama/Ricky Karanda Suwandi 
Sempat mencuat ketika mampu meraih gelar juara Singapura Terbuka pada bulan April, penampilan pasangan ini menunjukkan grafik menurun. Pengalaman meraih medali di SEA Games sebelumnya, serta peta kekuatan ganda putra di level asia tenggara yang cenderung merata menjadi pendorong bagi keduanya untuk kembali tampil baik dan bahkan dapat memperoleh medali emas. Keduanya saat ini menempati peringkat 10 dunia, menjadikan mereka ganda putra nomor dua terkuat yang dimiliki Indonesia.

  • Lindaweni Fanetri 
Linda menjadi kekuatan Indonesia di sektor tunggal putri selepas cederanya Bella. Penampilan terakhirnya di ajang Piala sudirman, Linda mampu menyumbang poin di fase grup saat meraih kemenangan atas Fontaine Mica Chapman(Inggris). Pebulutangkis dengan peringkat 36 dunia ini sayangnya selalu mengalami kekaahan saat bertemu wakil Thailand dalam 3 kali pertemuan di berbagai tingkat kejuaraan, termasuk saat bersua mantan juara dunia Ratchanok Inthanoon. Hana Ramadhini juga akan mewakili Indonesia di nomor tunggal putri.

  • Praveen Jordan/Debby Susanto
Debby meraih medali emas saat berpasangan dengan M.Rijal pada SEA Games 2013 Myanmar, kini ia turun di Singapura 2015 dengan pasangan baru. Prestasi terbaik pasangan ini adalah saat mencapai semifinal India Terbuka, dan perempatfinal Kejuaraan Asia 2015. Selain memiliki beban mengulang prestasi pada SEA Games sebelumnya. Debby masih harus menjadi "mentor" bagi Praveen yang sering kehilangan kendali emosi saat bertanding. Hal ini terlihat jelas saat mereka kalah dari pasangan Denmark, Mads Kolding/Sara Thygesen di fase grup Piala Sudirman. Indonesia juga memiliki pasangan Riky Widianto/Richi Puspita Dili di sektor ganda campuran. Prestasi terkini pasangan tersebut adalah mencapai babak semifinal Selandia Baru Terbuka awal bulan Mei.



Kamis, 21 Mei 2015

Posisi Menentukan Prestasi

Tulisan ini dibuat berdasarkan fakta bahwa dua minggu lagi South East Asian Games a.k.a SEA Games bakal digelar. Sejumlah cabang olahraga berjuang untuk berlatih demi memenuhi target agar tidak memalukan nama bangsa setidaknya di kancah regional. Iya, prestasi olahraga kita sejatinya adalah penentuan gengsi pembesar negara. Sementara pak Menteri masih berusaha "menata kembali persepakbolaan nasional", banyak atlet di cabang olahraga lain masih berlatih dengan fasilitas seadanya. 

posisi  (n)
 1. letak, kedudukan (orang,barang) 2. jabatan;pangkat(dalam jabatan)
menentukan (v) 
1 membuat menjadi tentu (pasti); menetapkan; memastikan; 2 memutuskan; memberi ketentuan; 3 memberi batasan (definisi); 4 memastikan; mengharuskan; mewajibkan;
prestasi (n) 
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb)


Begitu, jadi para (pemegang)posisi lah, yang memiliki kuasa(menentukan) prestasi negara kita.

Rabu, 20 Mei 2015

Ketika Gamba, sang Juara Jepang, Menyapa Anak Magang

"NJIR! Gamba Osaka! Gue harus berangkat liputan!" begitu kiranya pekik dalam hati saat mengetahui Gamba Osaka mampir ke Jakarta. Saat itu, saya sedang magang di sebuah media olahraga ibukota dan mengiba kepada seorang mentor untuk diajak meliput. Jadilah saya diutus meliput pertandingan yang berlangsung tanggal 24 Januari lalu itu.

Sejatinya, karena saya magang di desk sepakbola nasional, liputan tertuju kepada sang tuan rumah, Persija. Mereka menggelar laga ujicoba tersebut sebagai persiapan menjelang bergulirnya kompetisi Liga Super(saat itu belum dimulai, apalagi ada bayangan dibubarkan). Sejumlah pemain kunci tim "Macan Kemayoran", termasuk legiun asing anyar mereka, didera cedera sehingga hampir tidak ada yang mengharapkan mereka mengimbangi kekuatan tim tamu. 

Begini kiranya bentuk coretan liputan setelah laga:

Babak pertama berlangsung terbuka, Gamba menguasai penguasaan bola mereka menunggu membaca pola permainan dan melihat celah di lini belakang persija
persija berusaha untuk menginisiasi serangan cepat ketika mereka menguasai bola lini . Gamba memainkan formasi 3-5-2 sementara Persija 4-1-4-1
Gol Gamba melalui Usami tercipta ketika persija gagal memotong alur serangan gamba dari lini tengah. menit ke 35 Usami merepotkan dari awal laga bsejumlah peluang dan solo run dia lakukan
Babak kedua Gamba menurunkan tim berbeda dengan formasi 4-4-2. Dua legiun asing lini depan Patric dan Lins Lima tampil. Gamba lebih berani tampil menyerang mengetahui celah dan lini belakang Persija yang naik. 
Lins Lima de Brito berhasil mencetak dua gol hasil dari memanfaatkan kesalahan di lini belakang persija. Persija beberapa kali mencoba memberi perlawanan melalui upaya dari Adam Alis, dan Martin Vunk namun penyelesaian akhir mereka belum menemui sasaran.
Menjelang pertandingan berakhir (85) Patric berhasil mencetak gol keempat bagi gamba setelah menerima umpan silang dari sisi kiri pertahanan Persija. 
Pasca Pertandingan : 
Kenta Hasegawa (Pelatih Gamba Osaka):
Kami buta kekuatan persija, kami mulai menemukan ritme pertandingan setelah mampu unggul dua gol, dalam pertandingan para pemain  menghadapi tekanan penonton, iklim yang berbeda, cukup menggambarkan apa yang mereka kami temui di ACL. Saya akui tujuan utama tim memang untuk menang terlepas dari perlawanan persija dan resiko cedera para pemain
Rahmad Darmawan:
Ia mencoba dua susunan pertahanan yang tampil cukup rapi di babak pertama, namun kelemahan organisasi dan telat membangun serangan menjadi kendala dalam mengejar ketertinggalan. Kami masih harus membenahi konsentrasi dan koordinasi lini belakang, mengedepankan efisiensi dalam membangun serangan, dan membangun chemistry dalam tim.

Hasil akhir laga ujicoba yang disponsori oleh perusahaan elektronik Panasonic dan saluran televisi kabel WakuWaku Japan tersebut memang berakhir dengan skor telak untuk Gamba. Namun,kemenangan telak tersebut kurang menggambarkan kekuatan sesungguhnya dari Gamba. Yasuhito Endo, Yasuyuki Konno, dan Masaaki Higashiguchi masih membela Jepang di Piala Asia. Alasan ketiganya terpilih membela Jepang, adalah peran besar mereka dalam perjalanan Gamba meraih gelar juara liga di musim sebelumnya. Saya juga dibuat penasaran apakah tanpa kehadiran ketiganya mereka akan tampil seperti juara liga di Jakarta, alasan yang mendorong saya untuk meminta kesempatan untuk meliput pertandingan. Jawaban: mereka sungguh bermain baik di depan puluhan ribu Jakmania dan ratusan WN Jepang yang hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Saya hanya ingin tim ini meraih kemenangan demi kemenangan, siapapun lawannya, lagipula musim depan(saat ini-ed) akan lebih berat ketimbang saat kami meraih juara" ujar Hasegawa saat mengakhiri konferensi pers di akhir pertandingan. Hasegawa-san tak sembarang melempar pernyataan, selain memiliki beban mempertahankan gelar, mereka harus terjun di ajang Asian Champions League, kompetisi yang klub ini juarai pada musim 2008. Tulisan ini dibuat sesaat setelah tim ini meraih kemenangan tandang mereka ke Seoul di babak 16 besar. Faktanya, untuk lolos ke fase gugur ini pun, mereka harus bersusah payah dan mengandalkan rekor head-to-head dengan tim lain di fase grup. 

Empat bulan semenjak Gamba menyapa, anak magang yang sama kembali menjadi penggemar biasa, menikmati liga Jepang melalui siaran televisi. Sejauh ini, Gamba bercokol di posisi dua klasemen liga setelah sebelas pekan berjalan. Takashi Usami juga menggila dengan mencetak sembilan gol, dipanggil ke timnas, dan menjadi pemain terbaik untuk bulan Mei. Sulit membendung mereka menuju gelar juara 2015.






Jumat, 01 Mei 2015

Sederhana

apakah bahagia bisa bermula dari hal sederhana?

kalo dilihat dari banyaknya postingan di linimasa hal tersebut terasa mungkin

dari menikmati makan, nambah koleksi batu akik, sampai bisa liat senyum ponakan yang masih bayi.

Tapi masalahnya, tidak semua kebahagiaan bisa dicapai secara sederhana.

Lulus dari UGM misalnya.