Sejarah bulutangkis dunia, kembali terukir di Istora Senayan, Jakarta. Babak final kejuaraan Indonesia Open Super Series Premier (SSP) usai digelar, dan telah menghasilkan juara di masing-masing nomor. Turnamen dengan hadiah terbesar musim ini, dengan total US$ 850.000, ditutup dengan cukup meriah.
Diawali pada sektor ganda campuran, pasangan asal Tiongkok, Xu Chen/Ma Jin mengalahkan rekan senegara mereka Zhang Nan/Zhao Yunlei. Pasangan unggulan kedua turnamen tersebut menunjukkan kesolidan dan pengalaman mereka untuk menang dua set langsung 21-17, 21-16.
Pada nomor berikut, tampil salah satu favorit Istora, Ratchanok Intanon. Pebulutangkis asal Thailand tersebut tampil menghadapi lawannya asal Jepang, Yui Hashimoto. Intanon tampil mendominasi dan berhasil unggul atas Hashimoto dalam dua set langsung, 21-10, 21-11.
Partai ketiga adalah salah satu yang paling intens dan mengejutkan. Unggulan sekaligus juara bertahan asal Denmark, Jan O Jorgensen ditantang pemain tunggal putra asal Jepang, Kento Momota. Jorgensen yang mendapat dukungan penonton Istora, tampil baik saat menuntaskan set pertama dengan keunggulan 21-16.
Di set kedua, angin Istora mulai berhembus mendekati Momota, beberapa kali Jorgensen mendapat peringatan dari umpire pertandingan karena gagal mengontrol emosi dengan keputusan hakim garis di lapangan. Memanfaatkan kelengahan sang lawan, Momota berhasil mencuri poin penting dan menang 21-19.
Set terakhir, seolah menjadi periode antiklimaks Jorgensen dalam turnamen tahun ini. Kesulitan mengontrol permainan dan berakhir melakukan kesalahan sendiri, membuatnya harus kehilangan gelar yang ia raih musim lalu. Sorak gembira penonton Istora, yang sejak akhir set kedua ganti mendukung Momota, membuncah ketika jagoan Jepang mampu menyelesaikan permainan dengan skor 21-16.
Pada partai keempat, tampil ganda putri tuan rumah, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Penampilan yang paling ditunggu oleh penonton ini ternyata berlangsung tanpa ada drama. Menantang pasangan asal Tiongkok, Tang Jinhua/Tian Qing, yang juga menggusur mereka di turnamen Australia Terbuka Super Series dua minggu lalu, Greysia/Nitya seolah kehabisan bensin.
Beban kelelahan akibat selalu bermain tiga set semenjak babak awal turnamen rupanya mencapai batasnya di final. Kehilangan momentum semenjak interval set pertama dan gagal membangun irama permainan sendiri di set berikut, mengharuskan mereka kalah 21-11, 21-10. Indonesia pun nirgelar pada turnamen edisi tahun ini.
Sebagai penutup, masih ada pertandingan seru antara ganda putra asal Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol yang menghadapi pasangan asal Tiongkok, Fu Haifeng/Zhang Nan. Penampilan kelas dunia diperlihatkan kedua pasangan di laga tersebut. Sung Hyun/Baek Cheol sukses merebut set pertama dengan 21-16, sebelum Fu/Zhang membalas di set kedua juga dengan keunggulan 21-16.
Pada set ketiga, laga berlangsung ketat, namun juara dunia 2014, Sung Hyun/Baek Cheol secara dramatis memperoleh keunggulan saat poin kritis. Mereka meraih gelar juara dengan merngakhiri set ketiga dengan skor 21-19. Ini adalah gelar pertama bagi pasangan Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol pada tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar