Halaman

Kamis, 10 Mei 2012

Eagle Eye review

Sistem teknologi mutakhir dirancang untuk melindungi sebuah negara, ketika negara sudah salah urus maka ia yang akan bertindak atas nama rakyat. Terdengar utopis? atau bahkan familiar dengan cerita macam ini?. Well, film Eagle Eye yang barusan kelar tayang di Trans tv waktu postingan ini ditulis memuat cerita utama soal "autopilot" sebuah negara adidaya sekalipun akan bertindak dengan logis dalam memusnahkan siapapun yang bertindak keluar jalur.

Awal film menampilkan berawal dari bagaimana seorang Jerry Shaw (Shia LaBeouf) berjuang sebagai seorang tukang copy yang berkelana, pemalas, tapi doyan mengakali kawannya. Sementara Rachel Holloman (Michelle Monaghan) seorang ibu tunggal yang senang sekaligus khawatir melepskan anaknya untuk tampil bersama teman-temannya di Capitol Hill. Then, cerita seakan mengalir dari bagaimana Jerry kehilangan saudara kembarnya, kemudian dituduh menjadi bagian dari jaringan teroris dalam sekejap akibat campur tangan sistem autopilot departemen pertahanan Amerika Serikat. Muara permasalahan merujuk ulang kemampuan Artificial Inteligence (AI) dalam mengantisipasi dan melaksanakan tindakannya sendiri dalam me-restore ulang susunan pemerintahan Amerika Serikat.

Ceira filmnya memang perlahan bisa tertebak, apalagi bagi mereka yang doyan cerita konspirasi dan film aksi. Banyak adegan dan potongan gambar yang menyajikan efek visual, letusan senjata, bahkan deru mobil-mobil yang berkecepatan tinggi saling berkejaran. Pada akhirnya, "teknologi" yang membangkang harus dimusnahkan. Dan dengan gagah berani Jerry meletuskan tembakan ke udara untuk menghambat terpicunya bom.Kutipan terbaik yang ada di film ini, mungkin dapat menggambarkan dengan tepat inti cerita yang ingin disampaikan sutradara D.J. Caruso:

"Sesuatu yang kamu percaya bisa melindungi negaramu dari ancaman, bisa jadi adalah ancaman terbesar bagi negaramu sebdiri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar