Halaman

Kamis, 17 Mei 2012

Setelah Dalglish pergi, Shankly ingin hidup lagi

Semangat dan harapan mengenai musim depan, untuk pendukung Liverpool, agaknya dimulai lagi dari titik nol. Secara mendadak manajemen klub yang terdiri dari Fenway Sports Group (FSG) selaku investor, dewan klub, melalui managing director Ian Ayre memutus kontrak manajer Kenny Dalglish. Rabu malam lalu waktu Indonesia, berita ini menghenyak benak para pendukung, menimbulkan keresahan baik di obrolan tatap muka, maupun di banyak akun media sosial. Berita pemutusan hubungan kerja King Kenny sebagai manajer tim, menghapus cerita bahagia pemilihan Steven Gerrard sebagai kapten timnas Inggris di Euro mendatang.

Gelombang rumor langsung saja menerjang, dengan berbagai macam isu dan pergunjingan mengenai manajemen klub secara keseluruhan. Belum lama sebelum pemecatan Dalglish, isu yang ramai diomongkan ialah soal rancangan kostum baru yang resmi dirilis minggu lalu. Ada ketidaksetujuan suporter, utamanya para pejuang dan keluarga korban insiden Hillsborough, tentang pemindahan simbol "justice flames" tanpa konsultasi mendetil dan terkesan tak mengindahkan suara mereka. Kini seakan terkena pukulan kedua, Dalglish meninggalkan tim dan membwa kesedihan bagi banyak pendukung.

Sementara itu, Dalglish dalam wawancaranya dengan Liverpool Echo menyatakan menghormati segala keputusan dan mengungkapkan kebanggaannya selama 18 bulan terakhir berada di tepi lapangan untuk tim, dan suporter yang selalu ia banggakan. Keputusan ini jelas sangat mengecewakan baginya, tetapi ia yakin bahwa kepentingan bersama untuk klub dan para suporter tidak selalu mengenai kebersamaan dan baktinya untuk klub. Ia juga menyarankan suporter untuk tetap mendukung dewan klub dan FSG.

"Ia(Dalglish) adalah orang yang kami butuhkan selama 18 bulan terakhir untuk melakukan apa yang kami sebut membangun ulang dan menstabilkan tim, ia melakukannya dengan luar biasa dan kami berhutang amat banyak padanya" ucap Ayre dalam pemberitaan Sky Sports.  "Namun, penampilan tim secara keseluruhan di liga jelas mengecewakan. Untuk itu kami merasa perlu melakukan perubahan untuk melanjutkan proses membangun tim yang lebih baik" lanjutnya. 

Musim panas ini bakal digunakan oleh seluruh manajemen, pemain, dan pengurus klub untuk mempersiapkan musim depan. Dewan pimpinan klub harus menemukan sosok pelatih yang tepat setidaknya sebelum Euro 2012 berakhir, untuk menjalani tur Amerika yang akan mereka jalankan pada akhir Juni mendatang. Sementara bagi para pemain, seperti Dirk Kuyt dan Maxi Rodriguez, pergantian manajer jelas mempengaruhi keputusan mereka untuk hengkang dari tim. Belum ada kejelasan selanjutnya dari klub siapa saja yang akan menyusul sang manajer meninggalkan Melwood, walau santer diberitakan sosok yang dimaksud adalah pelatih Steve Clarke dan Kevin Kean. 

Sementara para pendukung akan mengisi musim panas ini dengan makin banyak pembicaraan. Pertanyaan yang muncul pun beragam, "akankah Benitez kembali? atau Roberto Martinez", "Bagaimana jika Capello yang ditunjuk menangani tim ini?", "Benarkah Skrtel ingin meningglakan tim? Lalu bagaimana Suarez?". Ya, jika saja The Great Shank masih hidup, ia pasti setidaknya berkomentar akan hal ini, atau bisa saja ia mengambil alih kendali tim setelah bangkit dari alam sana.  

'It was the most difficult thing in the world, when I went to tell the chairman. It was like walking to the electric chair. That's the way it felt.' - Bill Shankly, saat meninggalkan posisi manajer klub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar