Halaman

Senin, 14 Mei 2012

Setelah Manchester City, selanjutnya... PSG

Gagalnya Nicolas Sarkozy mempertahankan jabatan sebagai presiden Prancis bisa jadi pertanda bagi akhir kompetisi Ligue 1 musim ini. Sarkozy adalah pembuka jalan bagi investor Qatar untuk menanamkan uang di Parc des Princes. Menggelontor uang ratusan juta euro semenjak musim panas tahun lalu, tentu tuntutan dari para pemilik adalah menjadi tim penguasa liga prancis. Musim ini ternyata tidak berjalan mudah bagi punggawa Les Parisien, pesaing utama mereka bukan tim mapan lain macam Lyon, Marseille, atau juara musim lalu Lille. Montpellier muncul menjadi kuda hitam dan tinggal satu pertandingan musim depan, mereka memimpin dengan selisih tiga angka. Mengejutkan? , tidak juga, performa Montpellier didalangi oleh sejumlah pemain kunci seperti kapten Mapou Yanga-Mbiwa, playmaker Younes Belhanda, dan top scorer sementara musim ini Olivier Giroud.

Efektif

Sebagai kompetisi top eropa yang juaranya belum dapat dipastikan paling akhir musim ini, Ligue 1 diharapkan memiliki twist penutup musim yang sama menegangkan dengan liga primer Inggris. Kesamaan PSG dan Manchester City tentu mengenai pemilik dan investor. Gelontoran dana dari tanah arab ada dibalik peningkatan prestasi kedua tim. Selain dukungan finansial, banyak pengamat di Prancis yang melihat kesigapan klub dalam mengubah struktur adalah bagaimana mereka mengacu pada prinsip bisnis. 

Efektivitas perubahan taktik ini berbuah dengan datangnya sejumlah pemain dan pelatih baru dalam tim. Pemain yang terbuang pun, seperti Mevlut Erdinc dapat terjual dengan harga yang cukup menguntungkan. Sedangkan beberapa pemain kunci berasal dari hasil manuver transfer yang lihai. Javier Pastore, Jeremy Menez, dan Kevin Gameiro merongrong pertahanan lawan. Sementara, pertahanan mereka dikawal pemain kawakan macam Diego Lugano dan penjaga gawang Salvatore Sirigu. Maka performa tim ini wajarnya mampu meraih titel juara secara instan.

Juara?

Walaupun, pencapaian tersebut dapat dikatakan mudah digapai oleh personel Saint-Germain. Titel ini adalah salah satu perwujudan ultras ibukota. Menjadi kampiun Prancis, mengalahkan dominasi tim asal selatan seperti Lyon dan Marseille. Ultras berharap bahwa dengan kemenangan City di tanah britania, tim pujaan mereka dapat menuai prestasi yang serupa. Menggapai titel Prancis, selanjutnya menuju kompetisi eropa, tentu masuk dalam rancangan investasi Qatar Investment Authority (QIA) dalam memperoleh profit. Ataukah Montpellier yang menghentikan langkah ambisius para investor arab. Masih ada akhir pekan depan untuk menentukannya. semoga Paris et Magique adalah mantra tepat untuk mengakhiri musim. Ciao!


Alex, Nene, dan Maxwell trio Brasil punggawa  PSG, bersemangat mengakhiri musim (source: ligue1.com)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar